Jumat, 04 April 2014

ARAJANG BOLANO

Ini adalah tulisan penulis sebelumnya dengan judul "Arajang Boano" dengan alamat blog komunitas-boano.blogspot.com. Informasi yang diberikan pada tulisan dibawah sama persisis dengan tulisan sebelumnya. Alasan penulis mengganti blog karena LUPA PASWORD :-D
Ilustrasi Pusaka Kerajaan Boano/Bolano (ARAJANG BOANO)
Pusaka, sebuah benda yang sering dikeramatkan. Menyimpan mistik kuat dan selalu dikaitkan dengan keghaiban. Merupakan sebuah warisan turun temurun dari nenek moyang yang harus di jaga. Melambangkan bukti otentik dari sebuah kejadian dimasa lampau sehingga dapat memicu keingintahuan para peneliti untuk kembali menarawang kejadian-kejadian itu. Jika dikaitkan dengan teori evolusi Darwin, pusaka adalah sebuah evolusi sejarah yang masa kini menjadi buah bibir para pakar. Hal ini kemudian memicu pembuktikan melalui argumen atau pendekatan-pendekatan spekulatif, seperti yang pernah Darwin lakukan. Setelah itu menyampaikan latar belakang kejadian atau penyebab kejadian melalui pendekatan itu. Kemudian para peneliti akan melaukan semacam Hipotesis lalu riset sebelum menyimpulkan tentang kejadian melalui metode ilmiah sesuai dengan perkembangan keilmuan. Lalu menarik benang merah dan memunculkan teori. Teori itulah yang menjadi acuan untuk referensi-referensi selanjutnya sehingga menimbulkan tesis beserta dengan anti tesisnya. Dengan anti tesis itu, para peneliti ingin membuktikan seperti apa kejadian sebenarnya. Kembali menelusuri apa yang sudah ditelusuri untuk mendapat bukti yang lebih kuat dari bukti sebelumnya atau dari teori yang ada. Dan begitulah terus menerus sampai mendapatkan kesimpulan mendasar, bahwa pusaka ada karena nenek moyang ada, pusaka ada karena hubungan ghaib masa lampau memberikan cerita bahwa kejadian itu memang pernah terjadi. Berangkat dari sinilah sebuah pencarian tentang pusaka yang terselubung di era modern, disebuah kampung pesisir yang "konon" katanya pusaka ini diciptakan berpasangan, satu di negara prancis dan yang lain di negara Indonesia di kampung/Desa Boano. Dan pernyataan itu sampai saat ini belum ada pembuktian nyata, masih misterius. Akan tetap bukti otentik untuk pusaka Tombak Arajang di kampung Boano memang benar-benar ada.
Bertempat di desa Boano (dikenal dengan Desa Bolano) terdapat pusaka Arajang dimana masyarakat Boano meyakini bahwa pusaka itu pemberian raja Bone. Sebuah hadiah atas perolehan kemenangan untuk bantuan yang diberikan oleh Kongian Boano (Kerajaan Boano) terhadap Kerajaan Bone dalam menaklukkan musuh-musuhnya. Dalam bahasa Boano tombak itu dikenal dengan Tombak Arajang dan bahasa bugisnya adalah Arrejang. Menurut carita setempat, Pusaka Tombak Arajang di kawal oleh orang-orang kepercayaan raja Bone yaitu suku Bajo. Tombak Pusaka ini dikawal dengan ketat dengan menggunakan 44 perahu dari Tanah Bone menuju tanah Kongian Boano. Suku Bayo/Bajo/Wajo adalah kaum penjelajah laut, sama seperti suku Bugis pada umumnya. Atas jasa suku Bajo dalam mengawal cindera mata dari raja Bone, maka Kongian Boano menghadiahkan sebidang tanah untuk tempat tinggal mereka. Tanah yang diberikan itu berada di pesisir pantai Kongian Boano persis seperti citra suku Bajo sebagai kaum pelaut unggul. Tanah pemberian itu saat ini dikenal sebagai Tanjung Bajo.
Tombak Arajang berjumlah 5 buah dimana manjadi situs Benda Cagar Budaya tambahan bagi negara Indonesia khususnya Desa Boano. Adapun bahannya terbuat dari Besi Hitam dan Besi Putih dengan kapasitas magis tinggi serta masih dalam kondisi baik dan terawat. Untuk kepemilikan, Pusaka Arajang adalah milik raja Boano dan yang mempunyai silsilah keturunanlah yang berhak menyimpan cagar budaya ini.